Inilah Mitos Gunung Agung di Bali yang Jarang Diketahui

gunung agung
Sejak letusan terakhirnya pada tahun 1963, Gunung Agung, Bali kembali dikabarkan siap meletus. Kabar ini disampaikan langsung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yang menyatakan bahwa status Gunung Agung naik dari siaga menjadi awas level IV. Masyarakat Bali yang memiliki trauma tersendiri sejak letusan dahsyatnya terakhir kali, mulai menyiapkan evakuasi. Selain terkenal letusan dahsyatnya, masyarakat Bali juga memiliki 4 mitos tentang Gunung Agung yang mereka yakini dan diwariskan kepada keturunannya sampai kini.

1. Gunung Agung sebagai replika Gunung Semeru

Banyak warna setempat meyakini jika Gunung Agung merupakan replika dari Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur. Mitos ini tidak hanya beredar begitu saja melainkan telah beredar dimasyarakat Bali dan telah dipercaya turun temurun. Berdasarkan cerita rakyat Bali, dalam keyakinan hindu dahulu kala, Dewa Pasupati yang merupakan penguasa satwa dan juga raksasa telah membelah Gunung Semeru sehingga menjadi Gunung Agung sekarang.

2. Memiliki sumber air suci dan keramat

Gunung Agung yang terletak di kawasan Kabupaten Karangasem, Bali ini juga memiliki sebuah mata air. Sumber mata air yang ada di Gunung Agung ini tidak bisa diambil sembarangan karena dianggap sebagai sumber mata air suci oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Bali, namun siapa saja tidak diperbolehkan untuk mengambil air sembarangan dari mata air ini. Sehingga untuk mengambil air dari Gunung Agung, diperlukan upacara keagamaan dan doa tertentu.

3. Rumah tempat semayam Batara Dewa

Gunung Agung tidak hanya dikenal karena letusan terakhirnya yang luar biasa. Namun sebagai gunung yang sangat disucikan, masyarakat Bali meyakini jika Gunung Agung menjadi rumah dewa. Gunung yang meletus terakhir pada tahun 1963 ini dianggap sebagai tempat bersemayam Batara Mahadewa atau lebih dikenal Hyang Tolangkir. Kepercayaan ini dipegang erat sampai sekarang terutama mereka yang masih memegang kepercayaan hindu.

4. Pantangan bagi pendaki

Bagi para pendaki, harus berhati-hati sebelum memulai pendakian. Selain menyiapkan peralatan juga harus mematuhi beberapa pantangan yang dipercaya oleh masyarakat Bali. Diantaranya, para pendaki sangat pantang untuk membawa daging sapi. Juga terdapat pantangan untuk membawa makanan dalam jumlah ganjil. Bahkan untuk urusan pakaian, terdapat pantangan memakai baju mendaki berwarna hijau dan merah.

Itulah mitos-mitos gunung Agung Bali yang masih sangat dipercaya oleh penduduk sekitar, mudah-mudahan artikel tentang gunung Agung ini bisa menambah wawasan anda.

Baca juga: Mitos angka sial

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Inilah Mitos Gunung Agung di Bali yang Jarang Diketahui"

Post a Comment

Blog Archive